PENGARUH MODEL SOBRY (SAMPAIKAN, ORGANISASIKAN, BERTANYA, RAYAKAN DAN YAKINKAN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 27 PALEMBANG
Oleh
Desi Ramayana1, Sardianto M.S2, M. Ali2.
ABSTRAK
Berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti di SMP Negeri 27
Palembang, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kurang optimal, salah
satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurang tepatnya menggunakan
model pembelajaran sehingga menimbulkan rasa bosan selama pembelajaran
berlangsung. Untuk mengatasi kesulitan siswa dapat digunakan model yang tepat,
model SOBRY adalah singkatan dari “Sampaikan, Organisasikan, Bertanya, Rayakan
dan Yakinkan”. Tujuan Penggunaan model SOBRY adalah untuk mengaktifkan peserta
didik dan membuat proses pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh model SOBRY
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII di SMP Negeri 27 Palembang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model SOBRY terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas VII di SMP Negeri 27 Palembang. Variabel dalam
penelitian ini ada dua yaitu Pengaruh Model SOBRY (variabel bebas) dan hasil
belajar IPA Siswa Kelas VII di SMP Negeri 27 Palembang (variabel terikat).
Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas eksperimen (VII.7)
dengan jumlah 37 siswa dan kelas kontrol (VII.6) dengan jumlah 40 siswa. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan 5 soal essay. Berdasarkan hasil uji coba
instrumen diperoleh kesimpulan bahwa 5 item soal dinyatakan valid dan 5 soal
tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Dari uji hipotesis yang dilakukan
diperoleh thitung > ttabel yaitu 8,25 > 1,67 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model SOBRY
(Sampaikan, Organisasikan, Bertanya, Rayakan dan Yakinkan) terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas VII di SMP Negeri 27 Palembang. Karena model SOBRY
dapat meningkatkan hasil belajar IPA maka model SOBRY ini dapat digunakan guru
mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPA sebagai salah satu alternatif dalam
proses belajar mengajar
|
PENDAHULUAN
Menurut Wisudawati (2014 : 1) Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam
pembukaan undang – undang dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan
tercantum secara jelas pada alinea keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap
sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak.
Seperti yang tercantum dalam Universal
Declaration of Human Right 1948 pasal 26 (1) yang dikutip oleh Wisudawati (2014 : 1)
menyatakan bahwa: “Setiap orang
memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada
tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan teknik dan
profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat secara adil oleh
semua”.
Pendidikan juga merupakan salah satu aspek usaha membangun bangsa dan
negara ke arah yang lebih maju dan sempurna, karena dengan adanya pendidikan
akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang lebih siap fisik, mental serta
sosial untuk menjadi penggerak dan pelaksana pembangunan yang sampai saat ini
semakin pesat. Dengan demikian,
jelas bahwa pendidikan sangatlah penting bagi setiap manusia, agar menjadi
manusia yang cerdas, beriman, bertaqwa dan bertanggung jawab.
Dalam proses pendidikan di sekolah menengah Pertama (SMP), banyak mata
pelajaran yang diajarkan, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Menurut Wisudawati (2014 : 22) IPA adalah ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan
selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
IPA juga merupakan bagian dari pendidikan yang memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti penyempurnaan kurikulum,
menyediakan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kualitas pengajaran di
kelas dengan berbagai pendekatan dan metode, sehingga dapat menghasilkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Berdasarkan observasi dan wawancara langsung kepada siswa saat penulis
PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) II di SMP Negeri 27 Palembang, bahwa
pelajaran IPA adalah pelajaran yang
sulit dan ada juga siswa yang beranggapan pelajaran IPA merupakan
pelajaran yang membosankan. Hal ini umumnya terjadi karena model pengajaran
yang digunakan hanya model pengajaran langsung (Direct Instruction), jarang sekali menggunakan model yang
bervariasi, yang membuat suasana kelas menjadi membosankan dan monoton.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa,
hal ini terlihat berdasarkan survei penulis yang menerapkan model pengajaran
langsung (Direct Instruction) dan
rata – rata nilai siswa dibawah KKM yaitu 75. Dan ini didukung pula proses
pembelajaran fisika yang ditemui secara umum lebih menekankan pada pencapaian
tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata dari pada mengembangkan
kemampuan belajar dan membangun individu. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar IPA siswa adalah sebagian guru belum mampu menciptakan suasana
kelas yang nyaman, menarik dan menyenangkan, sehingga membuat siswa merasakan
bosan bahkan merasa terbebani selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka untuk mengatasinya diperlukan
adanya suatu model yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Model yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta jenis materi yang diajarkan. Kurang tepatnya menggunakan
model pembelajaran, dapat menimbulkan kebosanan, monoton, bahkan siswa
kesulitan dalam memahami konsep yang disampaikan oleh guru.
Untuk membantu siswa dalam memahami konsep- konsep IPA khususnya pada
konsep gerak ini, diperlukan model pembelajaran yang dapat memberikan hasil
yang positif terhadap proses belajar siswa. Model pembelajaran juga merupakan
hal yang sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Saat ini banyak sekali model – model pembelajaran yang bermunculan. Model
– model tersebut mengharuskan adanya suatu perubahan lingkungan belajar. Suatu
variasi dimana siswa belajar, membagi menjadi beberapa kelompok, bekerja,
saling membantu berdiskusi dalam memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas
kelompok dan menyenangkan. Salah satunya adalam pembelajaran dengan model
SOBRY. Menurut Sutikno (2014 : 140) Model SOBRY merupakan singkatan dari
Sampaikan, Organisasikan, Bertanya, Rayakan dan Yakinkan yang diciptakan oleh
M. Sobry Sutikno yang diambil dari namanya sendiri.
Pada dasarnya model SOBRY merupakan model yang sama dengan model – model kooperatif learning lainnya. Dimana
seorang guru menyampaikan materi terlebih dahulu, setelah itu guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok, setelah itu guru memberikan permasalahan yang
akan dibahas oleh siswa, setelah mereka berdiskusi, siswa diberikan kesempatan
untuk menyampaikan hasil kerjanya didepan kelas, bagi siswa yang menjawab
permasalahan dengan benar, maka akan diberikan penghargaan kepada siswa yang
menjawab pertanyaan atau permasalahan – permasalahan dengan benar.
Model pembelajaran SOBRY ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
IPA. Hal ini karena model SOBRY lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam
belajar, siswa terlebih dahulu mengadakan kegiatan – kegiatan di laboratorium
yaitu guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, setelah itu guru membuat
siswa menjadi beberapa kelompok, setelah membuat menjadi beberapa kelompok
siswa atau guru mengajukan sebuah pertanyaan untuk menjadi bahan pembahasan dan
siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelompok
sebagai perwakilan kelompok, bagi kelompok yang menjawab dengan benar dan baik
diberikan sebuah penghargaan, setelah selesai mempresentasikan guru meyakinkan
hasil kegiatan yang telah dilakukan. Hal itu akan lebih membuat belajar IPA
menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, karena siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran IPA.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Model SOBRY (Sampaikan,
Organisasikan, Bertanya, Rayakan dan Yakinkan) Terhadap Hasil belajar IPA Siswa
Kelas VII Di SMP Negeri 27 Palembang”.
LANDASAN TEORI
Pengaruh adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang
lain. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia (2002 : 849) pengaruh adalah
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
Menurut Gagne, Briggs, dan vager dalam Sutikno (2014 : 11) pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa. Menurut Sutikno (2014 : 12) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik.
Menurut Dahlan (1990) dalam Sutikno (2014 : 57) model pembelajaran
merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Sedangkan menurut
Sutikno (2014 : 58) model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangkap
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalm pengorganisasian
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk suatu
pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah – langkah pembelajaran yang
berdasarkan kurikulum berlaku sehingga terjadi proses belajar pada diri siswa.
Model “SOBRY” dikembangkan oleh M. Sobry Sutikno, pada tahun 2013. Model
SOBRY adalah singkatan dari “Sampaikan, Organisasikan, Bertanya, Rayakan dan
Yakinkan”. Tujuan penggunaan model SOBRY adalah untuk mengaktifkan peserta
didik dan membuat proses pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan.
Menurut Sutikno (2014 : 140) tahapan model SOBRY adalah sebagai berikut:
a. Sampaikan.
Guru terlebih dahulu menyampaikan materi pelajaran (inti – intinya saja)
b. Organisasikan.
Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok (banyak kelompok dan
jumlah peserta didik per kelompok disesuaikan saja dengan jumlah peserta didik
per kelas dan jumlah pertanyaan atau permasalahan yang akan diajukan oleh guru.
c. Bertanya.
Guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan – permasalahan untuk didiskusikan
oleh peserta didik di dalam kelompok. Jawaban dari pertanyaan atau permasalahan
yang diajukan oleh guru tersebut harus dipresentasikan oleh masing – masing
kelompok di depan kelas secara bergantian. Pada saat kelompok pertama
mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan dan
komentar (terjadi diskusi kelas)
d.
Rayakan.
Keberhasilan yang diraih peserta didik sekecil apapun harus diberikan apresiasi
oleh guru. Guru harus merayakan atau memberikan penghargaan kepada kelompok –
kelompok terbaik. Adapun kriteria kelompok terbaik dilihat dari ketepatan
jawaban hasil diskusi kelompok, dan keaktifan seluruh anggota kelompok saat
diskusi kelas, dalam menanggapi setiap pertanyaan atau permasalahan –
permasalahan yang diajukan oleh kelompok lain. Penghargaan ini tidak hanya
diberikan kepada kelompok – kelompok tetapi secara individual juga.
e. Yakinkan.
Setelah semua kelompok selesai presentasi, guru meyakinkan peserta didik dengan
memberi penjelasan jawaban pertanyaan atau permasalahan yang telah diajukan
sebelumnya. Sebelum menutup pelajaran, guru terlebih dahulu mengingatkan judul
materi pembelajaran selanjutnya. Peserta didik diminta untuk mempelajari
terlebih dahulu di rumah. Guru bisa menutup pelajaran dengan satu permainan
sulap (magic) atau permainan –
permainan lain agar lebih berkesan, menyenangkan dan menggembirakan.
Menurut Syah (2012 : 68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Dari pengertian yang umum atau populer, belajar adalah semata – mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta – fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/ materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan
segera merasa bangga ketika anak – anaknya telah mampu menyebutkan kembali
secara lisan (verbal) sebagain besar
informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh
guru.Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu usaha seseorang untuk mendapatkan ilmu atau informasi dari segala
sumber dengan menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mendapatkan perubahan
fisik, mental maupun tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya.
Menurut Sudjana (2009 : 22) Hasil belajar
adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Menurut Horward Kingsley dalam Sudjana (2009 : 22) hasil belajar
dibagi menjadi tiga macam yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
dan pengertian, (c) sikap dan cita – cita. Sedangkan menurut Benyamin Bloom
dalam Sudjana (2009: 22) hasil belajar mencakup ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotorik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah objek penilaian siswa yang terdiri dari ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar siswa yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian siswa setelah model
pembelajaran SOBRY (Sampaikan, Organisasi, Bertanya, Rayakan dan Yakinkan) dilaksanakan dan penelitian ini lebih
menekankan pada ranah kognitif.
Menurut Sukarno dalam Wisudawati (2014 : 23) IPA diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian – kejadian yang ada di alam
ini. Sedangkan menurut Wisudawati (2014 : 22) IPA adalah ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang
mempelajari mengenai alam yang dikembangkan berdasarkan percobaan dan
dikembangkan berdasarkan zaman yang semakin pesat.
PROSEDUR PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini
adalah aktifitas siswa dimana siswa berkesempatan supaya berpikir
kreatif imajinatif untuk memecahkan suatu masalah atau soal dan hasil belajar IPA siswa telah
diterapkan model SOBRY pada pokok bahasan gerak adalah penguasaan siswa
terhadap materi gerak dilihat dari kemampuan siswa menyelesaikan soal – soal
tes. Ditunjukkan dengan nilai – nilai atau angka. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Palembang yang dijadikan sampel
penelitian ini adalah siswa kelas VII.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas
VII.8 sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan design posttes –
only control design. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data tes
sedangkan untuk teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis infrensial.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan uji
prasyarat analisis pada penelitian ini, ditemukan bahwa data berdistribusi
normal dan homogen, karena data menunjukkan normal dan homogen. Hasil
penelitian di tunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Belajar Model Pembelajaran SOBRY dan Metode
Konvensional
Model Pembelajaran SOBRY
|
Metode Konvensional
|
||
Hasil Belajar
|
Hasil Belajar
|
||
Rata - Rata
|
90.57
|
56.64
|
|
Median
|
99.87
|
46.47
|
|
S. Deviasi
|
11.23
|
22.41
|
|
Varian
|
126.25
|
502.28
|
|
Maksimum
|
100
|
100
|
|
Minimum
|
57
|
35
|
|
Rentang
|
43
|
65
|
|
N
|
37
|
39
|
|
Dari data di atas
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model
SOBRY untuk skor hasil belajar menunjukkan nilai rata – rata = 90.57, median
= 99.87, standar deviasi = 11.23, varian
= 126.25, rentang = 43, nilai maksimum = 100, dan nilai minimum = 57, n = 37
sedangkan untuk kelas eksperimen dengan metode konvensional yaitu ceramah dan
tanya jawab menunjukkan nilai rata – rata = 56.64, median = 46.47, standar deviasi = 22.41, varian =
502.28, rentang = 65, nilai maksimum = 100, dan nilai minimum = 35, n = 39.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, dengan cara memberikan tes hasil belajar yang
telah divalidasi kepada dosen dan siswa terlebih dahulu. Maka hasil analisis
dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
bahwa pada saat siswa melakukan eksperimen pada pokok bahasan gerak menggunakan
model SOBRY lebih besar dibandingkan hasil belajar siswa tanpa menggunakan
model SOBRY.
Pada proses
pembelajaran pokok bahasan gerak, guru menyampaikan materi pembelajaran,
kemudian siswa menyiapkan bahan dan alat untuk kegiatan eksperimen sambil
membuat sebuah kelompok, dan guru mengajukan sebuah pertanyaan untuk
didiskusikan, setelah itu jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang
diajukan oleh guru tersebut harus dipresentasikan oleh masing – masing kelompok
di depan kelas secara bergantian.
Pada saat kelompok
pertama mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan
dan komentar (terjadi diskusi kelas). Keberhasilan yang diraih peserta didik
sekecil apapun harus diberikan apresiasi oleh guru. Guru harus merayakan atau
memberikan penghargaan kepada kelompok – kelompok terbaik. Setelah semua
kelompok selesai presentasi, guru meyakinkan peserta didik dengan memberi
penjelasan jawaban pertanyaan atau permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.
Sedangkan untuk kelas kontrol hanya menggunakan metode konvensional yaitu
ceramah dan tanya jawab, yang membuat siswa kurang memahami materi pembelajaran
sehingga hasil belajar IPA pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil
penelitian dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol bahwa
data distribusi normal dan homogennya, hasil ini terlihat dari kemiringan Km1
= -0,83 dan Km2 = 0,45 untuk kelas kontrol dan hasil varians
menunjukkan hasil analisis data tes didapat Fhitung < Ftabel
= 0,5 < 1,72.
Dari analisis yang didapat thitung
> t tabel = 8,25 > 1,67 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
yang mengatakan bahwa ada pengaruh model SOBRY (Sampaikan, Organisasikan,
Bertanya, Rayakan dan Yakinkan) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII di
SMP Negeri 27 Palembang. Hal tersebut dilihat dari hasil yang diperoleh oleh
kelas eksperimen dengan hasil rata – rata sebesar 90,57 sedangkan untuk kelas
kontrol dengan rata – rata sebesar 56,64.
SIMPULAN DAN
SARAN
a.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model SOBRY terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas VII di SMP Negeri 27 Palembang. Hal ini dapat dilihat dari analisis yang
didapat thitung > t tabel = 8,25 > 1,67 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima dan hasil yang diperoleh oleh kelas eksperimen yaitu
kelas VII.7 dengan hasil rata – rata sebesar 90,57 sedangkan untuk kelas
kontrol yaitu kelas VII.6 dengan rata – rata sebesar 56,64.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
saran yang ingin peneliti sampaikan antara lain kepada :
1. Untuk siswa, hendaknya lebih aktif dan lebih berani dalam mengemukakan pendapat atau bertanya mengenai materi pelajaran yang belum di pahami tanpa harus merasa takut kepada guru.
2. Untuk guru, sebagai bahan masukan khususnya guru mata pelajaran IPA fisika di SMP Negeri 27 Palembang dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Untuk siswa, hendaknya lebih aktif dan lebih berani dalam mengemukakan pendapat atau bertanya mengenai materi pelajaran yang belum di pahami tanpa harus merasa takut kepada guru.
2. Untuk guru, sebagai bahan masukan khususnya guru mata pelajaran IPA fisika di SMP Negeri 27 Palembang dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk sekolah, hasil penelitin ini
diharapkan dapat dijadikan bahan masukan atau saran dalam meningkatkan kualitas
dan efektivitas pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA fisika, serta
meningkatkan prestasi sekolah melalui hasil belajar dan kinerja guru.
4. Untuk kepala sekolah, dapat memberikan
tambahan informasi mengenai model pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi kelas yang akan dihadapi oleh guru sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan kualitas guru sekolah tersebut.
5. Untuk peneliti lain, sebagai acuan atau
rujukan dalam melakukan penelitian yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfatah,A.
2014. Kurikulum Terbaru Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP Kelas VII,VIII, &
IX. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Armita, R. 2014. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar
Fisika Di SMP Negeri 1 Pulau Rimau. Skripsi.Program
Studi Pendidikan Fisika.Palembang.
Budisastro. 2011. Model
Pembelajaran Tandur. https://budies.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-tandur/.
(diunduh 25 April 2015).
Darmadi, H. 2013. Dimensi – dimensi
Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta.
Hendriyani, I. 2010. Pengaruh Model
Pembelajaran TANDUR Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Quasi Eksperimen di
SMP Nusantara Plus). Skripsi. Program
Studi Pendidikan Fisika. Jakarta.
Riduwan. 2014. Dasar – dasar
statistika. Bandung : Alfabeta
Sani, R.A. 2014. Pembelajaran
Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudijono, A. 2013. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung : PT Tarsito Bandung.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyarto, T. 2008. Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sukardiyanto. 2014. Pengaruh
pendekatan Konstruktivistik Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Lawang Wetan. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Fisika. Palembang.
Sukerthi, D.M. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran TANDUR
dalam Pembelajaran Geografi Terhadap Literasi Sains dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Amplapura. Jurnal
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. Volume 4 Tahun 2013.
Sutikno, M.S. 2014. Metode &
Model – model Pembelajaran. Lombok : Holistica.
Syah, M. 2012. Psikologi Belajar.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ke – 13. Jakarta : Balai Pustaka
Wisudawati, A.W dan Eka Sulistyowati. 2014.
Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Yusman, A. 2010. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pokok Bahasan
Gerak. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Fisika. Jakarta.
untuk lebih lengkapnya mengenai model sobry langsung ja ke website : http://www.sobrycenter.com/sobry/journal.php?catid=jurnal&subid=11&docid=53
hallo kak, bolehkan saya meminta soft copy/ hard copy dari buku metode dan model-model pembelajaran karya M. Sobry Sutikno yang kaka pakai? terimakasih sebelunya
BalasHapussaya ada punya filenya
BalasHapus