BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui
medium perantara. Medium gelombang dapat
berupa zat padat, cair, dan gas, misalnya tali, slinki, air, dan udara.
Salah satu gejala
gelombang yang dapat diamati dengan mudah, yaitu melemparkan batu ke dalam kolam yang airnya tenang, maka pada permukaan
air kolam itu akan timbul usikan yang
merambat dari tempat batu itu jatuh ke tepi kolam. Usikan yang merambat pada
permukaan air tersebut disebut gelombang.
Gelombang memiliki sifat difraksi, interferensi, refleksi,
refraksi dan polarisasi. Pada interferensi gelombang air yang melalui dua celah
sempit, menghasilkan pola gelap terang. Ketika dua sumber gelombang
bersuperposisi menghasilkan pola gelap maka dua sumber gelombang tersebut
memiliki beda fase yang saling meniadakan (destruktif) dan ketika menghasilkan
pola terang maka kedua sumber gelombang tersebut sefase saling menguatkan
(konstruktif). Pola gelap terang dapat diamati dengan jelas pada layar pengamatan.
Gelombang biasanya dikarakteristikan dengan panjang gelombangnya,
kecepatannaya, frekuensinya dan lain-lain
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
gelombang
sferis?
2.
Apa yang dimaksud dengan
gelombang datar?
3.
Apa
perbedaan antara front gelombang sferis dan front gelombang datar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan gelombang sferis?
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
gelombang datar?
3.
Untuk mengetahui apa perbedaan antara front gelombang sferis dan front
gelombang datar?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERAMBATAN CAHAYA :
PRINSIP HUYGENS
Perambatan
gelombang apapun melalui ruang dapat digambarkan menggunakan metode geometris
yang ditemukan oleh Christian Huygens kira-kira tahun 1678 yang sekarang
dikenal sebagai prinsip Huygens atau
konstruksi Huygens:
Setiap titik pada bidang gelombang Primer
(utama) bertindak sebagai sebuah sumber anak gelombang (wavelets)sekunder yang
kemudian berkembang dengan laju dan frekuensi sama dengan gelombang primernya.

Gambar
1. Kontruksi Huygens untuk perambatan ke kanan dari (a) sebuah gelombang datar
dan (b) gelombang keluar melengkung (sferis) atau melingkar (sirkular)
Gambar
1 menunjukkan penerapan prinsip Huygens pada perambatan gelombang datar dan
gelombang sferis. Tentu saja jika tiap-tiap titik pada bidang gelombang adalah
benar-benar sumber titik, maka akan ada gelombang-gelombang pada arah yang
berlawanan. Huygens mengabaikan gelombang-gelombang balik ini.
Prinsip
Huygens kemudian dimodifikasi oleh Fresnel sedemikian sehingga bidang gelombang
baru dihitung dari bidang gelombang lama dengan memakai superposisi anak
gelombang dengan memperhatikan amplitude dan fase relatifnya. Kirchhoff
kemudian memeperlihatkan bahwa prinsip Huygens – Fresnel adalah konsekuensi
dari persamaan gelombang, sehingga menempatkan prinsip tersebut dalam rangka
matematis yang mantap. Kirchhoff menunjukkan bahwa intensitas dari anak
gelombang – anak gelombang tersebut tergantung pada sudutnya dan bernilai nol pada arah berlawanan.
2.2 GELOMBANG SFERIS
Bentuk
operator Laplace untuk koordinat Cartesian :
Operator
Laplace Untuk koordinat Cartesian :



Maka
: 



Dan



Terdapat
: 

Persamaan
gelombang 

Dapat
ditulis sebagai :

Persamaan
ini adalah bentuk persamaan diferensial satu dimensi untuk satu variabel r
(arah r). Fungsi gelombangnya adalah fungsi r. Solusinya adalah : rS (r, t) = f
(rv-t) atau S (r, t) =
f (r-vt), untuk persamaan gelombang sferis
yang arahnya keluar dari sebuah titik sumber “(outgoing)” cepat rambatnya v,
solusi yang lain adalah gelombang sferis pada arah menuju ke satu titik cepat
rambatnya juga v, yaitu :


Jadi
solusi umum adalah :

Jika
gelombang sferis ini harmonik maka :

Adalah
bagian real dari bilangan kompleks :



Hal
yang penting disini untuk amplitudo timbul faktor
jika r = ~ (sumber jauh), terjadi gelombang
datar
tetap


Untuk
gelombang silindris dapat diturunkan

r adalah jarak dari sumber ke suatu
titik dalam ruang. Contoh gelombang sferis adalah gelombang tekanan dalam
fluida yang homogen dan isotropis. Jika
merupakan tekanan normal gelombang, maka
tekanan dapat ditulis sebagai
, Gelombang sferis merambat, maka
muka gelombang ini makin besar, luasnya bertambah sebanding dengan r2


Pandang suatu gelombang merambat dalam
sudut ruang Ω. Pada jarak r dari sumber, luas permukaan A, luas permukaan-permukaan pada jarak 2r, 3r, .........nr
adalah 4A, 9A, .......... n2A.
Berarti amplitudo gelombang tekanan berkurang jika jarak dari sumber bertambah,
karena luas muka gelombang bertambah besar.

Gambar 3.
Luas muka gelombang bola pada jarak 

Perbedaan
dengan gelombng datar (amplitudo tetap) adalah faktor
tadi pada amplitudo. Gelombang tekanan
berbentuk sferis ini dapat berbentuk harmonik dan ditulis sebagai :





Amplitudo
gelombang simpangan juga berkurang sebanding dengan 1/r sebab ditinjau dari
hukum kekekalan energi: intensitas gelombang (I) berbanding lurus dengan
amplitudo
΄) kuadrat dan berbanding lurus
dengan rapat energi (E).





Intensitas
gelombang sferis :



Jadi


Apabila
adalah intensitas pada satu satuan jarak dari
sumber (r = 1m).

Intensitas gelombang sferis (bola)
-
Gelombang
sferis mempunyai permukaan gelombang berupa
permukaan bola
-
Pada
waktu permukaan gelombang mengembang dari titik 1 ke titik 2 maka luas
permukaan bola berubah dari
menjadi
.


-
Jika diasumsikan tidak ada
kehilangan energi selama penjalaran, maka daya yang dipindahkan juga tetap
besarnya, maka :
P1 = P2
I1
: I2 = 

2.2.1
Gelombang Sferis Cermin Datar
2.2.1.1
Pemantulan
Pada Cermin Datar
Berdasarkan pengertian dan sifat-sifat cahaya tersebut maka jika
seberkas sinar jatuh pada permukaan cermin datar maka ia akan mengalami
pemantulan. Sinar pantulan akan membentuk bayangan dari benda yang dilalui
sinar datang tersebut. Bayangan yang terjadi bisa berupa nyata (real) atau maya
(virtual). Pada bayangan nyata cahaya benar-benar melalui titik bayangan
tersebut sedangkan pada bayangan maya cahaya seolah-olah terpancar dari titik
bayangan, padahal sesungguhnya cahaya tidak melewati titik ini. Pada cermin
datar, sinar yang datang pada permukaan cermin akan dipantulkan kembali ke
daerah dimana sinar datang berasal, yaitu daerah di depan cermin. Ini berarti
bahwa sinar tidak menembus masuk ke dalam cermin sehingga bagian belakang
cermin tidak pernah terlewati oleh sinar. Oleh karena itu bagian belakang
cermin datar didefinisikan sebagai daerah maya dan bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar berada di belakang cermin. Dengan demikian bayangan yang dibentuk
oleh cermin datar bersifat maya.
Bayangan yang terbentuk oleh cermin datar dapat digambarkan dengan
cara memperpanjang sinar pantul di titik pantul pada permukaan cermin menuju ke
belakang cermin sampai sinar saling memotong (lihat gambar) sehingga bayangan
yang dibentuk oleh cermin
2.2.1.2 Pembiasan pada Permukaan Datar
Pembiasan cahaya pada bidang batas 2 medium disebabkan oleh
kecepatan cahaya dalam kedua medium yang berbeda. Besarnya kecepatan jalar
cahaya dalam suatu medium ditentukan oleh indeks bisa mutlaknya, yang
didefinisikan sebagai berikut : (9.4) dan karena c = 3 x 108 m/s yang selalu
lebih besar dari kecepatan cahaya dalam medium v maka indeks bias mutlak suatu
medium n selalu lebih besar dari 1. Jadi indeks bias mutlak adalah indeks bias
relatif suatu medium relatif terhadap indeks bias udara (cahaya berasal dari
udara menuju medium tersebut). Sedangkan indeks bias relatif didefinisikan
sebagai rasio indeks bias mutlak dari dua medium.
n12
=
n21
=
Arah sinar bias relatif
terhadap garis normal memenuhi prinsip sbb:
1. Sinar bias akan
dibiaskan mendekati garis normal jika sinar datang berasal
dari medium dengan
indeks bias lebih kecil menuju medium dengan indeks bias yang lebih besar.
2. Sinar bias akan dibiaskan
menjauhi garis normal jika sinar datang berasal
dari medium dengan
indeks bias lebih besar menuju medium dengan indeks
bias lebih kecil.
Pada peristiwa pembiasan ada beberapa hal khusus yang mungkin
terjadi sebagai berikut:
1. Jika sinar datang
sejajar garis normal / tegak lurus permukaan datar maka sinar tidak dibiaskan
(tidak mengalami perubahan arah).
2. Jika sinar datang
menyebabkan / menghasilkan sudut sinar bias sebesar 90o maka sudut sinar datang
tersebut merupakan sudut batas atau sudut kritis.
3. Jika sudut sinar datang
lebih besar dari sudut kritis maka pada batas permukaan datar tersebut akan
terjadi pemantulan total dan tidak ada sinar yang dibiaskan.
2.1.2
Gelombang Sferis Pada Cermin Sferis
Permukaan sferis atau dikenal sebagai cermin lengkung terdiri atas
cermin cekung (konkaf) dan cermin cembung (konveks).
2.1.2.1
Pemantulan
Pada Cermin Cekung (Konkaf)
Cahaya yang menyebar (diverge) dari benda nyata dan jatuh pada
cermin cekung akan dipantulkan mengumpul (konverge) kembali untuk membentuk
bayangan. Daerah di depan cermin tempat sinar datang berasal dinamakan daerah
nyata atau sisi R (real) dan daerah di belakang cermin dinamakan daerah maya
atau sisi V (virtual), karena tidak ada cahaya dalam daerah ini.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dibuat perjanjian sebagai
berikut :
1. Benda dikatakan nyata
jika berada di depan cermin cekung . Jarak benda ke cermin cekung sebut saja S
harus positif. Sebaliknya benda dikatakan maya jika berada di belakang cermin
cekung. Jarak benda ke cermin S harus negatif.
2. Bayangan dikatakan nyata
jika berada di depan cermin cekung. Jarak bayangan ke cermin cekung sebut saja
S’ harus positif. Sebaliknya bayangan dikatakan maya jika berada di belakang
cermin cekung. Jarak bayangan ke cermin cekung S’ harus negatif.
3. Jari-jari kelengkungan
cermin cekung sebut saja R bertanda positif karena titik pusat kelengkungan
cermin cekung berada pada daerah nyata.
Daerah nyata dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Jarak antara cermin ke
titik fokus dinamakan ruang I
2. Jarak antara titik fokus
ke titik pusat kelengkungan cermin dinamakan ruang II
3. Jarak yang lebih besar
dari titik pusat kelengkungan cermin dinamakan ruang III
Untuk menggambarkan
bayangan dari suatu benda pada cermin cekung digunakan aturan berikut:
1. Sinar datang sejajar
jari-jari kelengkungan cermin yang melewati benda dipantulkan menuju titik
fokus cermin cekung.
2. Sinar datang menuju
titik fokus yang melewati benda dipantulkan sejajar jari-jari kelengkungan
cermin.
3. Sinar datang melalui
titik pusat kelengkungan cermin yang melewati benda dipantulkan kembali ke
titik pusat kelengkungan tersebut.
Berdasarkan aturan tersebut maka :
1. jika benda nyata dan
membentuk bayangan nyata maka bayangan yang terbentuk selalu terbalik
2. jika benda nyata dan
membentuk bayangan maya maka bayangan yang terbentuk selalu tegak.
Berikut beberapa contoh
gambaran benda dalam berbagai ruang dengan bayangannya pada cermin cekung :
a. Benda di ruang III
membentuk bayangan di ruang II lebih kecil, nyata dan terbalik.
b. Benda di ruang II
membentuk bayangan di ruang III lebih besar , nyata dan terbalik.
c. Benda di ruang I
membentuk bayangan di ruang IV lebih besar, maya dan tegak.
Untuk menentukan jarak
bayangan digunakan persamaan berikut:
dimana:
S = Jarak benda ke cermin
S’ = Jarak bayangan ke
cermin
f = Jarak titik fokus cermin
R = Jarak pusat kelengkungan / jari-jari
kelengkungan
2.1.2.2
Pemantulan
Pada Cermin Cembung (Konveks)
Cahaya yang menyebar (diverge) dari benda nyata dan jatuh pada
cermin cembung akan dipantulkan menyebar (diverge) kembali dan kepanjangan
sinar-sinar pantul pada daerah virtual akan membentuk bayangan. Seperti halnya
pada cermin cekung, pada cermin cembung juga berlaku perjanjian yang sama.
Hanya saja jari-jari kelengkungan cermin cembung bertanda negatif karena pusat
kelengkungan cermin cembung berada pada daerah maya. Untuk menggambarkan
bayangan dari suatu benda pada cermin cembung digunakan aturan sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar
jari-jari kelengkungan yang melewati benda dipantulkan kembali ke daerah nyata
searah dengan garis yang menghubungkan titik fokus dengan titik pantulan.
Dengan kata lain sinar pantul merupakan kepanjangan dari sinar yang seolah-olah
berasal dari titik fokus menuju titik pantul.
2. Sinar datang yang
melewati suatu benda menuju / berarah ke titik fokus cermin cembung dipantulkan
sejajar jari-jari kelengkungan.
3. Sinar datang yang
melewati benda menuju / berarah ke titik pusat kelengkungan cermin cembung
dipantulkan kembali dalam arah semula. Dengan kata lain sinar pantul merupakan
kepanjangan dari sinar yang seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan
cermin cembung menuju titik pantul.
Berdasarkan aturan tersebut maka benda nyata akan selalu membentuk
bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperkecil. Berikut gambaran benda dan
bayangannya pada cermin cembung:
Dari gambar di atas terlihat bahwa perpotongan kepanjangan
sinar-sinar pantul pada daerah maya akan membentuk bayangan maya, tegak dan
diperkecil. Untuk menentukan jarak bayangan pada cermin cembung digunakan
persamaan (9.1) dengan perjanjian sebagai berikut :
1. Benda dikatakan nyata
jika berada di depan cermin cembung. Jarak benda ke cermin cembung sebut saja S
harus positif, sebaliknya benda dikatakan maya jika berada di belakang cermin
cembung. Jarak benda ke cermin S harus negatif.
2. Bayangan dikatakan nyata
jika berada di depan cermin cembung. Jarak bayangan ke cermin cembung sebut
saja S’ harus positif, sebaliknya bayangan dikatakan maya jika berada di
belakang cermin. Jarak bayangan ke cermin S’ harus negatif.
3. Jari-jari kelengkungan
cermin cembung sebut saja R bertanda negatif karena titik pusat kelengkungan
cermin cembung berada pada daerah maya.
2.3
GELOMBANG DATAR
Gelombang datar adalah gelombang satu
dimensi dengan gangguan yang terdistribusi secara merata pada sebuah bidang
datar lazim sehingga seringkali disebut juga gelombang bidang. Gelombang datar
dibedakan dari dua jenis gelombang lainnya yaitu gelombang silinder dan bola. Gelombang
datar adalah solusi paling sederhana dari persamaan Maxwell.
2.3.1
GELOMBANG DATAR DALAM BAHAN KONDUKTIV
Secara lengkap persamaan-persamaan Maxwell adalah:




dimana
dan
.


Konstanta-konstanta
merupakan
karakteristik bahan/medium pada mana medan
dan
berada,
masing-masing dinamakan ‘permitivitas’, ‘permeabilitas’, dan ‘konduktifitas’,
dan memenuhi definsi
dan
.





Jika diasumsikan bahwa setiap atom dalam
bahan/medium mempunyai jumlah proton dan elektron sama sehingga muatan totalnya
nol, berarti rapat muatannya
, sehingga persamaan Maxwell diatas menjadi:





Dengan sedikit manipulasi,
persamaan-persamaan Maxwell di atas akan dapat
memberikan solusi gelombang
dan
yang dalam
bentuk fasor dituliskan:






yang
merupakan gelombang datar dimana


dapat
diturunkan bahwa:


dengan
substitusi (3.5) ke (3.3) maka ekspresi (3.3) menjadi:

Tanda
pada
menyatakan perambatan
dan
merambat kakanan (arah z membesar) jika
(bertanda minus), atau jika sebaliknya kekiri.
Dapatlah dipilih salah satu, untuk kemudahan biasanya
diplih
sehingga persamaan (3.8) menjadi








dimana

Jadi solusi
bila dituliskan
dalam bentuk yang lengkap (bukan fasor):



sehingga
bentuk realnya

Didefinisikan
pula impedansi karakteristik bahan
yaitu:



sehingga

maka
bentuk riel gelombang
adalah

2.3.2 GELOMBANG DALAM BAHAN NONKONDUKTIF
Bahan
nonkonduktiv adalah bahan dimana
sehingga beberapa persamaan yang didapat
terdahulu menjadi terkoreksi dengan mengabaikan (menganggap nol) harga
.


Perhatikan
persamaan-persamaan yang telah terkoreksi berikut:







Khusus
untuk medium udara atau ruang hampa
harga
yang berarti
dan
sehingga






2.3.3
PERBEDAAN GELOMBANG PADA MEDIUM KONDUKTIF DANNONKONDUKTIF
Gelombang
pada persamaan (3.19) dan (3.20) adalah gelombang yang menjalar didalam bahan
nonkonduktiv (
), perhatikan pada
kedua gelombng
dan
tersebut:



1)
Tidak ada
suku
karena
artinya tak ada redaman


2)
Konstanta
fasa 
untuk medan
dan
sama karena impedansi karakteristiknya
bilangan real 










Sekarang perhatikan Gambar
3.2 berikut yang mengambarkan gelombang
dan
pada medium konduktiv yaitu medium dimana



![]() |
Terlihat, bahwa:
1) Karena
maka terdapat
suku
yang merupakan
faktor peredam terhadap amplituto gelombang, sehingga gelombang teredam secara
eksponensal negatif.
disebut konstanta redaman.



2) Pada
amplitudo
gelombang tersisa
, harga
disebut ‘skin depth’ (
), jadi
.





3) Gelombang
dan
tidak sefasa
karena konstanta fasa berbeda dengan selisih
(lihat persaman
(3.11) dan (3.13)), hal ini disebabkan besaran impedansi karakteristik bahan (
) merupakan bilangan kompleks
.





Terlihat pula arah medan
dan
saling
tegak-lurus, dan masing-masing tegak-lurus juga terhadap arah penjalaran
gelombang (sumbu z).


2.4
MENURUT
BENTUK MUKA GELOMBANG ( WAVE FRONT )
Setelah
kita membahas tentang gelombang sferis dan gelombang datar, mari kita bahas
mengenai pengertian front gelombang atau muka gelombang dan sinar gelombang.
Apabila kita menggunakan keeping getar, maka pada permukaan air akan kita lihat
garis lurus yang bergerak ke tepi dan jka kita menggunakan bola sebagai
penggetarnya, maka pada permukaan timbul lingkaran-lingkaran yang bergerak ke
tepi. Sekumpulan garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang dinamakan front
gelombang atau muka gelombang. Jadi muka gelombang didefinisikan sebagai tempat
sekumpulan titik yang mempunyai fase yang sama pada gelombang. Muka gelombang
dapat berbentuk garis lurus atau lingkaran (lihat Gambar a dan b)
a. Gambar Muka
gelombang lurus
b. Gambar Muka
gelombang lingkaran
Tempat
kedudukan titik yang mempunyai fase yang sama mempunyai jarak 1
, dan seterusnya, sehingga jarak
anatara front gelombang yang saling berdekatan sebesar 1
. Seperti ditunjukan dalam gambar.
Setiap gelombang merambat menurut arah tertentu. Arah rambatan gelombang
disebut sinar gelombang. Sinar gelombang
arahnya selalu tegak lurus muka gelombang.


Berdasarkan
bentuk muka gelombang (wave front) , gelombang seismik dapat dibedakan atas
empat macam yaitu
1.
Gelombang
Bidang
Gelombang bidang atau gelombang datar ditimbulkan oleh
sumberterkolimasi (Tjia,1994). Gelombang ini menjalar sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa bidang datar tegak
luruspada arah perambatannya.

Gambar.1.Gelombang bidang merambat kearah
X positif. Mukagelombang berbentuk bidang datar.
2.
Gelombang
Silinder
Gelombang silinder dapat ditimbulkan dari sumber usikan
yangseragam dan terletak disepanjang suatu garis lurus. Gelombangsilinder
menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis sumbu dengankecepatan sama. Muka
gelombangnya berbentuk silinder yangkoaksial (sesumbu).

Gambar.2.Gelombang silinder
merambat kearah radial simetris terhadap
sumbu
tegak.
3.
Gelombang
Bola
Gelombang bola (sferis) ditimbulkan oleh sumber berupa titik
(pointsource) yang menjalar ke segala arah menuju ke pusat bola ataumenjauhi
pusat bola dengan kecepatan yang sama, mukagelombangnya berbentuk permukaan
bola yang konsentris (sepusat).

Gambar.3.Gelombang bola (digambar ¼)
menjalar radial menjauhi pusat bola, dan keadaan tersebut ketika merambat
dalam mediumhomogen, isotropic dan
elastik
sempurna.
4.
Gelombang
Kerucut
Gelombang kerucut ditimbulkan oleh sumber yang bergerak.
Dalam hal ini sumber gelombang bergerak lebih cepat dari pada cepat rambat
gelombang itu sendiri dan muka gelombang berupa kerucut-kerucut yang
sesumbu.Keadaan ini dijumpai pada penerbangan pesawat supersonik.


Dalam gelombang seismik hal ini
terjadi juga yakni pada fenomena perambatan gelombang
terbias (head wave). Fenomena ini muncul bila gelombang seismik masuk ke
dalam medium yang lebih besar cepat rambatnya dengan sudut datang melebihi
sudut kritis. Karena Huygens setiap titik dalam medium yang telah diusik
menjadi sumber gelombang baru, maka titik disepanjang bidang batas pembias
tadi menjadi sumber gelombang yang bergerak lebih cepat dari pada cepat
rambat gelombang lapisan pertama
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Prinsip Huygens atau konstruksi Huygens: “Setiap titik pada bidang gelombang Primer
(utama) bertindak sebagai sebuah sumber anak gelombang (wavelets)sekunder yang
kemudian berkembang dengan laju dan frekuensi sama dengan gelombang primernya”.
Gelombang
sferis adalah Gelombang bunyi yang menyebar (merambat) ke segala arah. Intensitas
gelombang sferis (bola)
-
Gelombang
sferis mempunyai permukaan gelombang berupa
permukaan bola
-
Pada
waktu permukaan gelombang mengembang dari titik 1 ke titik 2 maka luas
permukaan bola berubah dari
menjadi
.


-
Jika diasumsikan tidak ada kehilangan
energi selama penjalaran, maka daya yang dipindahkan juga tetap besarnya, maka
:
P1 = P2
I1
: I2 = 

Gelombang
datar adalah gelombang satu dimensi dengan gangguan yang terdistribusi secara
merata pada sebuah bidang datar lazim sehingga seringkali disebut juga
gelombang bidang.
3.2 SARAN
Saran
bagi pembaca agar lebih memahami tentang gelombang sferis dan gelombang datar sehingga
mampu menjadi calon pendidik yang mampu mencerdaskan siswa/siswinya dalam
menjelaskan teori mengenai gelombang sferis dan gelombang datar.
DAFTAR PUSTAKA
punyadara.files.wordpress.com/2011/12/gejala-gelombang1.doc
Sarojo, Ganijanti
Aby. 2011.Gelombang dan Optik.
Salemba Teknika: Jakarta
Tipler, Paul A.
2001.Fisika. Erlangga: Jakarta
mbak, bisa minta data ini? secara utuh. rumus-rumusnya tidak kelihatan soalnya..
BalasHapus